Data adalah fakta-fakta mentah yang harus
dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti bagi suatu
organisasi atau perusahaan. Data terdiri atas fakta-fakta dan angka-angka yang
secara relatif tidak berarti bagi pemakai atau fakta mentah yang belum diolah.
Jenis- jenis Data
Data terbagi menjadi 2 macam berdasarkan macamnya, yaitu:
- Data Internal = Data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
- Data Eksternal = Data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Berikut ini kami
kemukakan metode-metode pengumpulan data yang sesuai dan banyak digunakan dalam
penelitian sosial keagamaan. Metode-metode tersebut meliputi: observasi,
wawancara, quesioner dan penggalian data dari sumber-sumber sekunder.
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling alamiah dan paling banyak digunakan tidak hanya dalam dunia keilmuan, tetapi juga dalam berbagai aktivitas kehidupan. Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan. Sedangkan secara khusus, dalam dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial keagamaan (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu
2. Wawancara
Wawancara
adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Pembagian macam-macam
wawancara yang dikemukakan oleh Patton (1980:197), yaitu:
1. Wawancara
pembicaraan informal
Pada jenis wawancara
ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pewawancara itu sendiri,
bergantung spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai.
2.
Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara
Jenis wawancara ini
mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang akan
ditanyakan dalam proses wawancara. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk
secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok
yang dibicarakan dapat tercakup seluruhnya.
3. Wawancara baku
terbuka
Jenis wawancara ini
adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Dalam mengadakan
pendalaman (probing) terbatas, dan hal itu bergantung situasi wawancara dan
kecakapan wawancara.
Metode
Pengambilan Sampel
- Probability sampling ( Random sampling) : Teknik pengambilan sampel secara random / acak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur/anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. \
- Nonprobability sampling ( sampling nonprobability ) : Probabilitas elemen populasi yang dipilih tidak diketahui. Teknik ini tidak memberikan peluang / keselamatan sama bagi setiap unsur / anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Adapun
ketentuan dalam pengambilan besarnya anggota sampel, diantaranya :
- Praktis -> biaya, waktu, tenaga & kemampuan
- Untuk penelitian eksploratoris/penjajakan -> anggota sampel tidak perlu terlalu besar
- Untuk penelitian eksplanatori /menerangkan -> anggota sampel harus lebih besar
- Ketepatan
- Nonrespons -> pertimbangan yaitu perkiraan anggota sampel yang dapat dijadikan responden sesudah seluruh anggota sampel dikurangi jumlah anggota.
Teknik Pembuatan Kuesioner
Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan. Jika dalam suatu penelitian kita menggunakan metode kuesioner maka harus memperhartikan petunjuk sebagai berikut :
a.
Ada petunjuk jelas
mengenai maksud diberikannya kuesioner
b.
Ada petunjuk jelas
mengenai cara pengisian kuesioner
c.
Menggunakan kalimat
yang mudah dimengerti dan tidak bias arti
d.
Menghindari pertanyaan
yang tidak jelas, tidak perlu dan tidak relevan
e.
Menghindari pertanyaan
yang sugestif, bernada menekan/mengancam dll
f.
Menggunakan urutan
pertanyaan yang logis dan sistematis
g.
Merahasiakan identitas
responden agar responden obyektif dalam menjawab
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar