Kamis, 31 Oktober 2013

Segmentasi Pasar

Definisi Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut : 
  1. Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati. 
  2. Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih. 
  3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.
Definisi Segmentasi Pasar oleh beberapa ahli, diantaranya:
  • Menurut Swastha & Handoko (1997) mengartikan bahwa, segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
  • Menurut Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
  • Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002: 254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli.
  • Menurut Kotler, (2005: 307) menyatakan bahwa Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama.

Manfaat Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar juga mempunyai beberapa manfaat, yaitu :
  • Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
  • Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
  • Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
  • Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
  • Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
  • Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
  • Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
  • Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
  • Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.


Pembagian Segmentasi Pasar
Dalam pasar pasti adanya pembagian atau pengelompokan tugas tugas yang ada. Untuk itu ada beberapa pembagian segmen pasar, antara lain :
  1. Segmentasi pasar konsumen yaitu membentuk segmen pasar dengan menggunakan ciri-ciri konsumen (consumer characteristic), kemudian perusahaan akan menelaah apakah segmen-segmen konsumen ini menunjukkan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda.
  2. Segmentasi pasar bisnis yaitu membentuk segmen pasar dengan memperhatikan tanggapan konsumen (consumer responses) terhadap manfaat yang dicari, waktu penggunaan, daan merek.
  3. Segmentasi pasar yang efektif menurut Fandy Ciptono (2001), yaitu:
    •  Dapat diukur (measurable), ukuran, daya beli, profil segmen;
    •  Besar segmen (subtantial): cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani;
    • Dapat dijangkau (accessible): dapat dijangkau dan dilayani secara efektif;
    • Dapat dibedakan (differentiable): secara konseptual dapat dipisahkan dan memberi tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran;
    • Dapat diambil tindakan (actionable): program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen tersebut. 

Tingkatan Segmentasi Pasar
Pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.
a. Pemasaran massal, pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
b. Pemasaran segmen, pemasaran segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
c.  Pemasaran ceruk, pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub-group di dalam segmen segmen. Suatu ceruk adalah suatu grup yang didefiniskan dengan lebih sempit.
d.  Pemasaran mikro, praktik penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi
Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.

Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari.

Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:

1.  Segmentasi Geografi: membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.

2.   Segmentasi Demografi: memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.

3.      Segmentasi Psikografi
      - Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan: status           sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah,           golongan rendah.
      - Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
      - Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.

4.  Segmentasi Tingkah Laku: mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

Sekalipun segmentasi pasar memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi pasar itu sendiri, diantaranya :
  •  Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
  • Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
  • Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon untuk segmen tertentu.
  • Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
  • Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.
Pemilihan segmentasi pasar yang tepat bisa menjamin keberhasilan Anda dalam rencana strategi pemasaran. Dagang bukan sekedar asal buka lapak dan tinggal tunggu orang-orang datang.


Melaksanakan Strategi Segmentasi
  1. Strategi Pemasaran yang Berbeda (Differential Marketing) adalah menentukan target beberapa segmen dengan menggunakan bauran pemasaran individual.
  2. Strategi Pemasaran Terpusat (Concentrated Marketing) adalah menentukan target hanya satu segmen dengan satu bauran pemasaran unik.
Kontrasegmentasi adalah usaha untuk mengetahui kebutuhan yang lebih umum dan karakteristik konsumen yang akan diterapkan kepada anggota dua segmen atau lebih, dan menggabungkan kembali segmen-segmen itu ke dalam satu segmen yang lebih luas.



Sumber
http://pengetahuantentangsegmentasipasar.blogspot.com/
http://strategiusaha.com/segmentasi-pasar/
http://triicecsfabregas.blogspot.com/2013/10/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi.html
http://businesslounge.co/2013/05/23/segmentasi-pasar-sebagai-salah-satu-strategi-pemasaran/





Pembelian

Definisi Pembelian
Suatu peristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh dua belah pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan alat transaksi yang sah dan sama-sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual hingga mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi penukaran barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan di sepakati kedua belah pihak.

Pembelian Menurut para Ahli
  • Menurut Riyanto, Bambang (1995) dalam buku “Dasar-dasar Pembelian” menyatakan bahwa, pembelian merupakan system aplikasi siklus pengeluaran yang umum.
  • Menurut Sofjan Assauri, (2008: 223) Pembelian adalah salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan.
System aplikasi pembelian mencakup prosedur- prosedur pemilihan pemasok, permintaan, pembelian, penerimaan, dan pembayaran kepada pemasok. Model system aplikasi pembelian mencakup pemisahan fungsi-fungsi berikut ini: permintaan, pembelian, penerimaan, gudang, hutang dagang, dan buku besar. Prosedur pemilihan pemasok yang memadai merupakan faktor penting dalam keterpaduan seluruh system aplikasi pembelian.

Tahap- tahap Prosedur Pembelian
Ada beberapa tahapan prosedur pembelian menurut Mulyadi adalah sebagai berikut :

1. Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat penerimaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung dipakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.

2. Prosedur permintaan penawaran harga pemilihan pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditujukan sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.

3. Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang dan fungsi pencatat utang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan barang dari pemasok tersebut.

5. Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.

6. Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebet dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

Tugas Pembelian

Dalam hal pembelian ada beberapa tugas yang harus dilakukan diantaranya :
  • Melakukan transaksi pembelian pada watu dan tempat yang tepat
  • Barang yang dibeli memiliki manfaat dan fungsi yang diperlukan
  • Sebelum membeli membandingkan harga dari tempat yang berbeda
  • Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian barang atau jasa
  • Barang yang dibeli kemungkianan dapat dijual kembali
  • Sebelum membeli lakukan periksalah harga pasar yang ada
Manfaat Pembelian
Setiap konsumen yang akan membeli suatu barang, pasti akan berpikir tentang manfaat apa yang akan dapat jika melakukan pembelian barang tersebut, apakah pembelian yang dilakukan akan memenuhi kebutuhannya atau tidak. Beriku ini hal- hal apa saja yang dapat bermanfaat bagi pembelian, antara lain :
1.      Mendapatkan barang hasil pembelian 
2.      Dapat memenuhi kebutuhan melalui pembelian
3.      Hasil Pembelain dapat bermanfaat
4.      Penjual mendapatkan hasil dari penjualannya
Jenis-Jenis Transaksi Pembelian
  1. Pembelian Secara Cash atau tunai adalah pembelian yang dilakukan sekali transaksi dengan menerima barang yang di beli dan memberikan uang sebagai alat tukar yang sesuai dengan jumlah yang disepakati.
  2. Pembelian Credit atau Berkala adalah pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali transaksi, pada transaksi pertama pembeli memberika sejumlah uang sebagai uang muka dan penjual memberikan barang yang di beli dengan catatan akan terjadi pembeyaran kedua. 
Jenis  transaksi  pembelian  dapa digolongkan  menjadi  dua,  menurut Mulyadi (2001; 299), yaitu :

  •  Pembelian lokal merupakan pembelian dari pemasok dalam negeri.
  • Pembelian impor merupakan pembelian dari pemasok luar negeri.
Sistem  Proses  Transaksi  Pembelian  (Purchasing  Transaction  Processing Systems)
Menurut Stair (2006: 424), “Purchasing transaction processing systems include inventory control, purchase order, receiving and account payable.” Dengan demikian sistem proses transaksi pembelian terdiri dari pengendalian persediaan, order pembelian, penerimaan dan hutang.

Tanggung Jawab Fungsi Pembelian
Pada dasarnya peran fungsi pembelian adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu, harga dan kualitas yang tepat. Menurut Assauri (1998: 162) menjabarkan bahwa tanggung jawab bagian pembelian sebagai berikut:
  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga dimana perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya. 
  2. Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti perkembangan bahan-bahan baru yang dapat meguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produk perusahaan, harga serta desainnya.
  3. Bertanggung jawab untuk menurunkan investasi atau meningkatkan perputaran bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam pabrik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.
  4. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data-data dan perkembangan pasar, perbedaaan sumber-sumber penawaran (supply) dan memeriksa pabrik suplier untuk mengetahui kapasitas dan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
  5. Bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan.

Sumber




Minggu, 20 Oktober 2013

Analisis Perilaku Konsumen Perantara Terhadap Daging Itik



ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK
(Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)
                                                                                      
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen perantara yaitu pedagang olahan daging itik dalam membeli daging itik dan mengetahui preferensinya terhadap daging itik. Hasil penelitian menunjukan bahwa atribut yang dipertimbangkan dalam membeli daging itik adalah harga karkas, berat karkas, kesegaran karkas, kebersihan karkas, warna daging, aroma karkas dan kekenyalan karkas. Preferensi konsumen perantara terhadap daging itik adalah positif maknanya konsumen perantara memiliki nilai kepercayaan dan evaluasi yang tinggi terhadap atribut daging itik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Responden memiliki preferensi positif terhadap karkas itik dengan pertimbangan harga yang ekonomis (Rp. 33.000 – Rp. 36.000), karkas yang segar dan bersih (memiliki penampakan karkas yang mengkilap, berwarna cerah, tidak berbau asam dan busuk, tidak terdapat kotoran pada kulit dan daging serta tidak terdapat bulu-bulu halus pada kulit), berat karkas itik 0,9 kg, beraroma amis khas daging itik, tidak berbau asam dan busuk, karkas berwarna putih gelap dan memiliki kekenyalan yang elastis.
Kata kunci : Konsumen Perantara, Preferensi, Daging Itik, Atribut

PENDAHULUAN
Salah satu produk peternakan yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani adalah daging. Ternak unggas memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan daging nasional sebesar 79% (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2009). Daging itik memberikan kontribusi 3% dalam pemenuhan kebutuhan daging unggas nasional (Ketaren, 2007). Animo masyarakat mengkonsumsi daging itik meningkat pada lima tahun terakhir, sebelumnya daging itik ini belum banyak digemari karena stigma yang melekat pada daging itik memiliki aroma yang spesifik yaitu bau amis atau anyir (Rasyaf, 2000).

Daging itik yang diinginkan konsumen adalah daging itik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga atribut yang melekat pada daging itik menjadi penting untuk diperhatikan oleh produsen mulai dari penyediaan sampai proses pemasarannya. Atribut merupakan sifat atau karakteristik yang melekat pada suatu produk. Pada dasarnya jumlah permintaan daging itik merupakan perwujudan dari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi daging itik. Sebelum melakukan pembelian, konsumen akan mempertimbangkan atribut-atribut produk. Berdasarkan atribut-atribut tersebut dapat diketahui preferensi konsumen terhadap suatu produk dan sikap konsumen terhadap produk tersebut.


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui atribut apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen perantara dalam membeli daging itik.
2. Mengetahui preferensi konsumen perantara terhadap daging itik.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen perantara daging itik yaitu pedagang (warung tenda) yang menjual olahan daging itik di Kecamatan Coblong Kota Bandung. Responden penelitian ini berjumlah 32 orang. Penelitian ini menggunakan analisis Uji Chochran Q Test dan Analisis Multi Atribut Fishbein (Simamora, 2004; Suryani, 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Atribut Yang Dipertimbangkan Dan Tidak Dalam Pembelian Daging Itik
Atribut daging itik yang diujikan berjumlah 16 atribut. Untuk mengetahui atribut-atribut yang dipertimbangkan (valid) dalam pembelian daging itik maka dilakukan pengujian atribut dengan menggunakan metode Cochran Q Test.

Tabel 1. Proporsi Jawaban Responden Terhadap Atribut Daging Itik Yang Dipertimbangkan

No.
Nomer
Atribut
Atribut
Daging Itik
Hasil Validas Atribut
Jawaban “Ya”          Jawaban “Tidak”
Orang        %           Orang          %
1
1
Harga karkas itik
32
100
0
0
2
2
Berat karkas itik
31
96,88
1
3,31
3
12
Kesegaran karkas itik
31
96,88
1
3,31
4
13
Kebersihan karkas itik
31
96,88
1
3,31
5
7
Warna daging itik
29
90,63
3
9,38
6
9
Aroma karkas itik
29
90,63
3
9,38
7
8
Kekenyalan karkas itik
27
84,38
5
15,63
8
6
Warna kulit itik
25
78,13
7
21,88
9
16
Kemasan karkas itik
20
62,50
12
37,50
10
10
Keutuhan karkas itik
18
56,25
14
43,75
11
14
Kadar air karkas itik
14
43,75
18
56,25
12
15
Jumlah lemak abdominal karkas itik
11
34,38
21
65,63
13
5
Umur itik
10
31,25
22
68,75
14
11
Ukuran tulang
5
15,63
27
64,38
15
3
Jenis kelamin itik
2
6,25
30
93,75
16
4
Asal itik
0
0,00
32
100

Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui proporsi antara jawaban “YA” dan “TIDAK” terhadap atribut daging itik yang dipertimbangkan sebelum membeli daging itik. Proporsi jawaban “YA” terhadap atribut daging itik kemudian digunakan dalam analisis Cochran Q Test dan diperoleh atribut-atribut yang dipertimbangkan (valid) seperti yang terperinci pada Tabel 2.
                                                                                                      
Tabel 2. Atribut Valid Dan Tidak Valid Berdasarkan Pengujian Dengan Metode Cochran Q Test.

Nomer
Atribut
Atribut Valid
Nomer
Atribut
Atribut Valid
1
Harga karkas itik
6
Warna kulit itik
2
Berat karkas itik
16
Kemasan karkas itik
12
Kesegaran karkas itik
10
Keutuhan karkas itik
13
Kebersihan karkas itik
14
Kadar air karkas itik
7
Warna daging itik
15
Jumlah lemak abdominal karkas itik
9
Aroma karkas itik
5
Umur itik
8
Kekenyalan karkas itik
11
Ukuran tulang


3
Jenis kelamin itik


4
Asal itik

Harga karkas itik dipertimbangkan karena berhubungan dengan harga jual pangan olahan daging itik serta keuntungan yang akan diperoleh dari penjualan pangan olahan daging itik tersebut. Harga karkas itik per ekor yang dianggap ekonomis oleh konsumen perantara adalah berkisar antara Rp. 33.000 – Rp. 36.000.

Berat karkas itik dianggap penting karena berhubungan dengan ukuran pangan olahan daging itik yang akan dijual. Responden berpendapat bahwa berat karkas yang ideal adalah 0,9 kg. Karkas itik dengan berat 0,9 kg dianggap ideal karena berhubungan dengan harga beli karkas itik tersebut dan ukuran pangan olahan daging itik yang diinginkan.

Kesegaran dan kebersihan karkas itik adalah hal yang penting. Karkas itik yang segar dan bersih mengindikasikan karkas itik yang berkualitas baik dan sehat serta mendapatkan perlakuan yang baik dan tepat pada saat pemotongan. Karkas itik yang bersih bagi responden adalah karkas yang tidak terdapat kotoran baik tanah ataupun feses yang menempel pada kulit dan daging serta tidak adanya bulu halus yang masih menempel pada kulit.

Daging itik segar memiliki warna lebih gelap jika dibandingkan dengan daging ayam ras. Responden tidak menghendaki warna daging yang menyimpang dari warna daging segar. Responden berpendapat bahwa warna daging itik merupakan salah satu atribut yang dapat dijadikan indikator untuk mengetahui apakah karkas masih segar atau tidak.

Karkas itik memiliki aroma yang khas yaitu aroma amis/anyir. Aroma karkas itik dapat mengidentifikasi kondisi karkas tersebut, jika karkas mulai beraroma asam atau busuk berarti karkas itik tersebut sudah tidak segar atau busuk dan tidak layak dikonsumsi. Sejalan dengan pendapat Soeparno (1998) bahwa lama waktu dan kondisi penyimpanan mempengaruhi flavor dan aroma daging.

Responden menyukai karkas itik yang elastis karena menunjukan bahwa karkas itik dalam keadaan segar. Responden dapat mengetahui kekenyalan karkas itik dengan cara menekankan jari pada karkas itik. Karkas yang elastis menurut responden adalah jika karkas ditekan terasa kenyal dan mudah kembali ke kondisi semula.

Preferensi Konsumen
Preferensi responden terhadap daging itik dapat diketahui berdasarkan skor sikap yang terbentuk dari hasil uji multiatribut fishbein. Skor yang terbentuk dari multiatribut fishbein diinterpretasikan dengan membentuk skala numerik dan kategori sikap terhadap daging itik.

Tabel 3. Rata-Rata Nilai Kepercayaan dan Evaluasi Konsumen Terhadap Daging Itik.

Kepercayaan
Evaluasi
No.
Atribut
Nilai Rata- rata
Skor
No.
Atribut
Nilai Rata- rata
Skor
1
Harga karkas itik
3,00
1
Harga karkas itik
3,00
12
Berat karkas itik
3,00
12
Berat karkas itik
2,94
13
Kesegaran karkas itik
2,75
13
Kesegaran karkas itik
2,81
2
Kebersihan karkas itik
2,41
2
Kebersihan karkas itik
2,69
9
Warna daging itik
2,38
9
Warna daging itik
2,59
7
Aroma karkas itik
2,34
7
Aroma karkas itik
2,56
8
Kekenyalan karkas itik
2,19
8
Kekenyalan karkas itik
2,53

            Preferensi responden terhadap daging itik berdasarkan sikap yang terbentuk adalah positif. Sikap positif diartikan bahwa responden memiliki nilai kepercayaan yang baik terhadap atribut daging itik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan serta menunjukan mutu daging itik yang baik. 

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Atribut-atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli daging itik adalah : Harga karkas itik, berat karkas itik, kesegaran karkas itik, kebersihan karkas itik, warna daging itik, aroma karkas itik, kekenyalan karkas itik.
2. Preferensi konsumen perantara terhadap daging adalah positif, maknanya konsumen perantara memiliki nilai kepercayaan dan evaluasi yang tinggi terhadap atribut daging itik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2009. Kontribusi Produksi Daging Tahun 2009 Available online at http:// www.disnak.jabarprov.go.id/ index.php?mod=manage MenuAuto&idMenuKiri=709&idMenu=845 (diakses pada 8 Maret 2012)

Ketaren, Pius.P. 2007. Peran Itik Sebagai Penghasil Telur Dan Daging Nasional(Jurnal). Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Rasyaf. 2000. Memasarkan Hasil Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Simamora, B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soeparno. 1998. Ilmu Dan Teknologi Daging. Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Suryani. 2008. Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Graham Ilmu, Yogyakarta.