Selasa, 27 Mei 2014

Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan.

A. Unsur- unsur Dalam Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Pada daftar pustaka, nama pengarang kita tuliskan terbalik yaitu nama belakang terlebih dahulu di ikuti tanda koma(,) baru nama depannya. Berikut ini tata cara membalikan nama pengarang dalam daftar pustaka:
  1. Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama keluarga. Misalnya: Dewi Rieka…………. ditulis sebagai:  Rieka, Dewi.
  2. Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan pembalikan. Misalnya: Triani Retno A  …………….. ditulis sebagai:  Retno A, Triani  dan bukan A, Triani Retno
  3. Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar. Misalnya: Rahman Sutan Radjo  ……………….. ditulis sebagai: Rajo, Rahman Sutan
  4. Nama pengarang memiliki nama majemuk. Misalnya: Hillary Rodham-Clinton ………………………ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary  dan bukan Clinton, Hillary Rodham.
B. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini: 
  • Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
  • Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
Ø Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama  depan)
Ø Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
Ø Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi   tanda titik (.).
Ø Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua      (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
Ø    Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
  •           Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
Ø Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
 Nama Pengarang• Tanggal revisi terakhir• Judul Makalah• Media yang memuat• URL yang  terdiri dari protocol/situs/path/file• Tanggal akses. 

Ø  Menurut Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut:
Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring

Catatan Kaki

Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.

A. Cara Membuat Catatan kaki
  1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
  2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
  3. Diberi nomor.
  4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
  5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
  6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
  7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
  8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
  9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
  10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
  11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
  12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.

Contoh penulisan :
1Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas Indonesia, 1972), 100
2Ibid., 150
3Soerjono Soekanto, “Tanggung Jawab Perdata dan Pembantu Dokter,” Kompas, 12 November 1981.
4Sidi Gazalba, Op.Cit., 200
5Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2, terj. Nurul Imam, (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1-40.


Kutipan


Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. 

A. Jenis- jenis Kutipan
  1. Kutipan Langsung (Direct Quotation) yaitu kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang dikutip).
  2. Kutipan Tidak Langsung (Indirect Quotation) merupakan kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti itu sendiri atau dengan cara meringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya.

B. Teknik Penulisan Kutipan

Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut.
>> Kutipan Langsung
   - Kutipan langsung yang tidak lebih dari 4 baris :
  1. Kutipan diintegrasikan dengan teks
  2. Jarak antar baris kutipan dua spasi
  3. Kutipan diapit dengan tanda kutip
  4. Sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
   - Kutipan langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
  1. Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
  2. Jarak antar kutipan satu spasi
  3. Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
  4. Kutipan diapit oleh tanda kutip
  5. Di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)



Sabtu, 03 Mei 2014

Data

Data adalah fakta-fakta mentah yang harus dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti bagi suatu organisasi atau perusahaan. Data terdiri atas fakta-fakta dan angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai atau fakta mentah yang belum diolah.

Jenis- jenis Data
Data terbagi menjadi 2 macam berdasarkan macamnya, yaitu:
  1. Data Internal = Data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
  2. Data Eksternal = Data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.


Metode Pengumpulan Data
Berikut ini kami kemukakan metode-metode pengumpulan data yang sesuai dan banyak digunakan dalam penelitian sosial keagamaan. Metode-metode tersebut meliputi: observasi, wawancara, quesioner dan penggalian data dari sumber-sumber sekunder.

1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling alamiah dan paling banyak digunakan tidak hanya dalam dunia keilmuan, tetapi juga dalam berbagai aktivitas kehidupan. Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan. Sedangkan secara khusus, dalam dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial keagamaan (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu


2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.



Pembagian macam-macam wawancara yang dikemukakan oleh Patton (1980:197), yaitu:
1. Wawancara pembicaraan informal
Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pewawancara itu sendiri, bergantung spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai.
2. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara
Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang dibicarakan dapat tercakup seluruhnya.
3. Wawancara baku terbuka
Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Dalam mengadakan pendalaman (probing) terbatas, dan hal itu bergantung situasi wawancara dan kecakapan wawancara.


Metode Pengambilan Sampel
  1.  Probability sampling ( Random sampling) : Teknik pengambilan sampel secara random / acak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur/anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. \
  2. Nonprobability sampling ( sampling nonprobability ) : Probabilitas elemen populasi yang dipilih tidak diketahui. Teknik ini tidak memberikan peluang / keselamatan sama bagi setiap unsur / anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. 


Adapun ketentuan dalam pengambilan besarnya anggota sampel, diantaranya : 
  • Praktis -> biaya, waktu, tenaga & kemampuan
  • Untuk penelitian eksploratoris/penjajakan -> anggota sampel tidak perlu terlalu besar
  • Untuk penelitian eksplanatori /menerangkan -> anggota sampel harus lebih besar
  • Ketepatan 
  • Nonrespons -> pertimbangan yaitu perkiraan anggota sampel yang dapat dijadikan responden sesudah seluruh anggota sampel dikurangi jumlah anggota. 

Teknik Pembuatan Kuesioner
Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan. Jika dalam suatu penelitian kita menggunakan metode kuesioner maka harus memperhartikan petunjuk sebagai berikut :
a.       Ada petunjuk jelas mengenai maksud diberikannya kuesioner
b.      Ada petunjuk jelas mengenai cara pengisian kuesioner
c.       Menggunakan kalimat yang mudah dimengerti dan tidak bias arti
d.      Menghindari pertanyaan yang tidak jelas, tidak perlu dan tidak relevan
e.       Menghindari pertanyaan yang sugestif, bernada menekan/mengancam dll
f.       Menggunakan urutan pertanyaan yang logis dan sistematis
g.      Merahasiakan identitas responden agar  responden obyektif dalam menjawab

Sumber :